DEVINISI DNA MITOKONDRIA
Mitokondria adalah elemen yang berada di dalam sel. Mereka mengolah makanan dan mengubah energi dari itu menjadi bentuk yang dapat diterima untuk sel yang akan digunakan.
Mitokondria memiliki DNA sendiri meski dalam jumlah kecil sedangkan sebagian besar DNA kepompong dalam kromosom dalam inti. Seperti bahan genetik seperti mitokondria dengan DNA mereka sendiri yang dikenal sebagai DNA mitokondria atau mtDNA. Tentang blok bangunan 16.500 DNA atau pasangan basa dilindungi oleh mitokondria DNA pada manusia. Ini mewakili hanya sebagian kecil dari total DNA yang terkandung dalam sel.
Mitokondria biasanya hanya diwarisi dari ibu dalam reproduksi seksual organisme. Dalam mitokondria sperma mamalia biasanya hancur setelah pembuahan oleh sel telur. Bagian dari mitokondria sperma di mana sebagian besar yang hadir adalah di bagian ekor. Ekor sperma adalah dayungnya sel sperma. Kadang-kadang selama fertilisasi ekor menjadi terlepas. Karena mitokondria DNA diwariskan dari perempuan atau ibu, para peneliti dapat menelusuri garis ibu jauh ke masa lalu. Pada manusia hal ini dicapai dengan mengatur di urutan satu atau lebih dari variabel kontrol hiper daerah DNA mitokondria. Hypervariable HVR1 terdiri dari sekitar 440 pasangan basa. 440 pasang basa ini kemudian dibandingkan dengan daerah kontrol sama orang-orang tertentu dalam database untuk menentukan garis ibu.
Mitokondria DNA atau mtDNA merupakan materi genetik yang terdiri dari mitokondria dikemas dalam kromosom dengan jumlah kecil sendiri DNA. Mitokondria ditemukan sebagai struktur dalam sel.
Fungsi mereka adalah untuk memasok energi dalam bentuk yang dapat diterima oleh sel. Energi ini diperoleh dari makanan. Ratusan ribu mitokondria yang terkandung dalam sel yang terletak di dalam cairan yang mengelilingi inti.
Proses yang mengkonversi mitokondria energi dari makanan yang dikenal sebagai fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif menghasilkan zat yang disebut adenosin trifosfat (ATP) yang menggunakan oksigen dan gula sederhana. ATP sel sumber utama energi. Fosforilasi oksidatif dilakukan di dalam mitokondria melalui serangkaian kompleks enzim yang dikenal sebagai kompleks IV.
Mitokondria mempunyai peranan penting dalam beberapa kegiatan selular lain selain dari hanya produksi energi. Mitokondria membantu mengatur kemampuan sel untuk menghancurkan diri. Mereka juga diharuskan untuk menghasilkan zat seperti kolesterol dan heme. Heme adalah komponen dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen dalam darah.
Ada 37 gen dalam DNA mitokondria yang semuanya diperlukan dalam normal dan berfungsinya mitokondria. Gen ini memberikan petunjuk. Ada 13 gen yang terlibat dalam memberikan petunjuk untuk enzim yang diperlukan dalam fosforilasi oksidatif. 24 gen yang tersisa memberikan petunjuk untuk membuat nama molekul RNA transfer dan RNA ribosom. Ini membantu dalam mengkonversi protein ke dalam aktivitas operasi blok bangunan protein. RNA dan tRNA yang terhubung dengan DNA dan sering disebut sepupu kimia.
sumber: www.scumdoctor.com
DNA MITOKONDRIA
DNA mitokondria, Berbeda dengan organel sel lainnya, mitokondria memiliki materi genetik
sendiri yang karakteristiknya berbeda dengan materi genetik di inti sel. Mitokondria, sesuai
dengan namanya, merupakan rantai DNA yang terletak di bagian sel yang bernama mitokondria.
DNA mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukuran,
jumlah gen, dan bentuk. Di antaranya adalah memiliki laju mutasi yang lebih tinggi, yaitu
sekitar 10-17 kali DNA inti [Wallace et al., 1997]. Selain itu DNA mitokondria terdapat
dalam jumlah banyak (lebih dari 1000 kopi) dalam tiap sel, sedangkan DNA inti hanya
berjumlah dua kopi. DNA inti merupakan hasil rekombinasi DNA kedua orang tua sementara DNA
mitokondria hanya diwariskan dari ibu (maternally inherited) [Browning, et al., 1979, Giles
et al.,1980].
Besar genom pada DNA mitokondria relatif kecil apabila dibandingkan dengan genom DNA pada
nukleus. Ukuran genom DNA mitokondria pada tiap tiap organisme sangatlah bervariasi. Pada
manusia ukuran DNA mitokondria adalah 16,6 kb, sedangkan pada Drosophila melanogaster kurang
lebih 18,4 kb. Pada khamir, ukuran genom relatif lebih besar yaitu 84 kb.
Tidak seperti DNA nukleus yang berbentuk linear, mtDNa berbentuk lingkaran. Sebagian besar
mtDNA membawa gene yang berfungsi dalam proses respirasi sel. Eksperimen yang dilakukan
dengan menghilangkan mtDNA pada S. cerevisceae menunjukan penurunan tingkat pertumbuhan yang
signifikan yang ditandai dengan mengecilnya ukuran sel.
Struktur DNA Mitokondria
DNA mitokondria (mtDNA) berukuran 16.569 pasang basa dan terdapat dalam matriks mitokondria,
berbentuk sirkuler serta memiliki untai ganda yang terdiri dari untai heavy (H) dan light
(L). Dinamakan seperti ini karena untai H memiliki berat molekul yang lebih besar dari untai
L, disebabkan oleh banyaknya kandungan basa purin [Anderson et al., 1981].
MtDNA terdiri dari daerah pengode (coding region)dan daerah yang tidak mengode (non-coding
region). MtDNA mengandung 37 gen pengode untuk 2 rRNA, 22 tRNA, dan 13 polipeptida yang
merupakan subunit kompleks enzim yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif, yaitu: subunit
1, 2, 3, 4, 4L, 5, dan 6 dari kompleks I, subunit b (sitokrom b) dari kompleks III, subunit
I, II, dan III dari kompleks IV (sitokrom oksidase) serta subunit 6 dan 8 dari kompleks V.
Kebanyakan gen ini ditranskripsi dari untai H, yaitu 2 rRNA,14 dari 22 tRNA dan 12
polipeptida. MtDNA tidak memiliki intron dan semua gen pengode terletak berdampingan
[Anderson et al., 1981, Wallace et al., 1992, Zeviani et al., 1998]. Sedangkan protein
lainnya yang juga berfungsi dalam fosforilasi oksidatif seperti enzim-enzim metabolisme, DNA
dan RNA polimerase, protein ribosom dan mtDNA regulatory factors semuanya dikode oleh gen
inti, disintesis dalam sitosol dan kemudian diimpor ke organel [Wallace et al., 1997].
Daerah yang tidak mengode dari mtDNA berukuran 1122 pb, dimulai dari nukleotida 16024 hingga
576 dan terletak diantara gen tRNApro dan tRNAphe. Daerah ini mengandung daerah yang
memiliki variasi tinggi yang disebut displacement loop (D-loop). D-loop merupakan daerah
beruntai tiga (tripple stranded) untai ketiga lebih dikenal sebagai 7S DNA. D-loop memiliki
dua daerah dengan laju polymorphism yang tinggi sehingga urutannya sangat bervariasi antar
individu, yaitu Hypervariable I (HVSI) dan Hypervariable II (HVSII). Daerah non-coding juga
mengandung daerah pengontrol karena mempunyai origin of replication untuk untai H (OH) dan
promoter transkripsi untuk untai H dan L (PL dan PH) [Anderson et al., 1981]. Selain itu,
daerah non-coding juga mengandung tiga daerah lestari yang disebut dengan conserved sequence
block (CSB) I, II, III. Daerah yang lestari ini diduga memiliki peranan penting dalam
replikasi mtDNA.
Daerah Hipervariabel DNA Mitokondria
Daerah kontrol memiliki tingkat mutasi dan polymorphism yang paling tinggi di dalam genom
DNA mitokondria. Pada daerah D-loop terdapat hipervariabel 1 (HV1) dan hipervariabel 2
(HV2). Hypervariable I (HVSI) pada urutan nukleotida 16024-16383 dan Hypervariable II
(HVSII) yang terletak pada nukleotida 57-372. Dua daerah ini memiliki laju mutasi yang lebih
tinggi dari daerah pengode [Howell et al., 1996]. Oleh karena sifatnya yang polimorfik,
daerah ini sangat beragam antar individu tetapi sama untuk kerabat yang satu garis keturunan
ibu. Laju mutasi sejauh ini diketahui 1:33 generasi, jadi perubahan urutan nukleotida hanya
akan terjadi setiap 33 generasi [Hall, 1998]. Oleh karena itu, daerah ini sering dianalisis
dan sangat penting untuk digunakan dalam proses identifikasi individu.
Sifat-sifat DNA Mitokondria
MtDNA diwariskan secara maternal [Browning, et al., 1979, Giles et al.,1980]. Sel telur
memiliki jumlah mitokondria yang lebih banyak dibandingkan sel sperma, yaitu sekitar 100.000
molekul sedangkan sel sperma hanya memiliki sekitar 100-1500 mtDNA [Chen, et al., 1995b,
Manfredi, et al., 1997]. Dalam sel sperma mitokondria banyak terkandung dalam bagian ekor
karena bagian ini yang sangat aktif bergerak sehingga membutuhkan banyak ATP.
Pada saat terjadi pembuahan sel telur, bagian ekor sperma dilepaskan sehingga hanya sedikit
atau hampir tidak ada mtDNA yang masuk ke dalam sel telur. Hal ini berarti bahwa sumbangan
secara paternal hanya berjumlah 100 mitokondria. Apalagi dalam proses pertumbuhan sel,
jumlah mtDNA secara paternal semakin berkurang. Maka jika dibandingkan dengan sumbangan
secara maternal yaitu 100.000, maka sumbangan secara paternal hanya 0,01%. Oleh karena itu
dapat dianggap tidak terjadi rekombinasi sehingga dapat dikatakan bahwa mtDNA bersifat
haploid, diturunkan dari ibu ke seluruh keturunannya [Cann et al., 1987, Giles et al., 1980,
Wallace, 1997].
DNA mitokondria juga memiliki sifat unik lainnya yaitu laju mutasinya yang sangat tinggi
sekitar 10-17 kali DNA inti [Wallace et al., 1997]. Hal ini dikarenakan mtDNA tidak memiliki
mekanisme reparasi yang efisien [Bogenhagen, 1999], tidak memiliki protein histon, dan
terletak berdekatan dengan membran dalam mitokondria tempat berlangsungnya reaksi
fosforilasi oksidatif yang menghasilkan radikal oksigen sebagai produk samping [Richter,
1988]. Selain itu, DNA polimerase yang dimiliki oleh mitokondria adalah DNA polimerase γ
yang tidak mempunyai aktivitas proofreading (suatu proses perbaikan dan pengakuratan dalam
replikasi DNA). Tidak adanya aktivitas ini menyebabkan mtDNA tidak memiliki sistem perbaikan
yang dapat menghilangkan kesalahan replikasi. Replikasi mtDNA yang tidak akurat ini akan
menyebabkan mutasi mudah terjadi.
Salah satu bentuk keunikan lainnya dari mitokondria adalah perbedaan kode genetik
mitokondria menunjukkan perbedaan dalam hal pengenalan kodon universal. UGA tidak dibaca
sebagai “berhenti” (stop) melainkan sebagai tryptofan, AGA dan AGG tidak dibaca sebagai
arginin melainkan sebagai “berhenti”, AUA dibaca sebagai methionin [Anderson et al., 1981].
SUMBER: wikipedia.org
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment